another rainy day (with u)

Bianca duduk di anak tangga pertama menuju lantai dua. Ia menikmati suara air hujan yang turun lumayan deras sore ini, “enak banget hawanya”

Reynand yang berada di sebelahnya tersenyum kecil melihat perempuan di sebelahnya itu terlihat senang saat musim hujan ini tiba, “selain gue suka liatin langit, gue juga suka hujan” celetuk Bianca lagi.

“selain langit sama hujan?” tanya Reynand dengan pandangan menoleh ke Bianca.

“sushi”

“selain sushi?”

“Day6 sama The Roses”

“kalo gue?” Reynand menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk di dadanya.

“itu juga termasuk” jawab Bianca pendek. Ia tersipu malu setelahnya. Reynand mengacak rambutnya pelan, “lucu”

Mereka kemudian terdiam sambil memandang ke arah lapangan yang basah diguyur air hujan. Beberapa murid juga lalu lalang naik turun tangga, ada juga yang sebagian seliweran di koridor. Baik Bianca maupun Reynand tenggelam dalam pikiran di otak mereka masing masing.

“bokap lo gimana, Ca?” Reynand memulai topik pembicaraan baru.

“gue masih bebas Rey sejauh ini, dia belum balik dari Australia” ujar Bianca, “tapi tetep aja, masih ada Eva”

“gue ngga suka dia sering di rumah mulu, seenaknya banget mentang mentang udah mau nikah malah kaya gitu”

Reynand menghela nafas pelan, “yaudah lo dikamar aja Ca, kalo bosen bisa call gue juga”

“ngajak keluar buat jalan juga bisa” sambung Reynand, “bokap lo pulang kapan?”

“ngga tau juga, pokoknya dua minggu dia di sana” Bianca mengendikkan bahunya, “keknya ya beberapa hari lagi”

“eh itu ngapain di Andra lari larian sama Rian anjir” Bianca menunjuk ke arah lapangan dimana ketua kelasnya dan Rian seperti saling kejar kejaran. “hahaha, biasalah ntar laling juga jadi main sepakbola” sahut Reynand. Mereka kehujanan tapi sepertinya tidak ada yang berniat untuk mengalah lalu berteduh.

“oh iya, Ca”

“apa?”

“gue udah daftar inten lho” jawab Reynand sambil tersenyum tipis.

“waoow, daftar dimana?”

“di Fatmawati Raya, bareng Bintang juga soalnya dia mau nyoba PTN”

Bianca mengangguk paham, “well good then, kurangin ngegame nya” ujarnya, “negri susah banget anjir tapi gue yakin lo bisa sih”

“keren banget pacar gue mau jadi ui ganteng” celetuk Bianca.

“ui apa Ca?”

“ui ganteng”

“hah apa?” Reynand sengaja menyuruh Bianca mengulang perkataannya.

“gajadi, lo masuk ui jelek”

“HAHAHAHAH” Reynand tertawa terbahak bahak melihat Bianca yang kesal, “iya iya thankyou udah disemangatin” Ia kemudian mengacak rambut Bianca pelan.

Bintang dan Alex menghampiri mereka berdua setelah keduanya menyebrangi lapangan menggunakan payung, “WEDEH MAKIN ANJAY AJA NIH LO BERDUA” seru Alex.

“brisik setan, lo ngomong pas di deket kuping gue anjir” omel Bintang sambil menutup telinga kirinya, namun Alex tidak menggubrisnya.

“Caca pacaran anjir, kirain diculik orang kok ilang di sebelah gue” Sherra, Rachel, dan Jeje juga ternyata menghampiri Bianca dan Reynand, “lo tidur anjir, yaudah gue kesini hehe” jawab Bianca.

“ah bisa ajaa” Sherra menyenggol lengan Alex, “mau pacaran ya?” Sherra menyenggol Alex sekali lagi

“eh anjir Sher!” pekik Alex setelah badannya sedikit basah mengenai hujan.

Bintang bergerak menjauhi Alex. Ia berniat menjahili Alex juga, “hayoloh hayoloh Al” 

“hayolooohh Allll” Bianca ikut mendorong pelan tubuh Alex. Yang lainnya ikutan ketawa ketawa.

“Bintang bangke” umpat Alex.

“hiyaa hujan” Reynand cekikikan ikutan menahan Alex agar tidak berteduh kembali.

“anjiiiiiing, temen temen DAKJAL” Alex mengusap wajahnya yang basah terkena air hujan, “udahlah bodoamat” Ia melepas kancing baju seragamnya.

“HEH LO MAU NGAPAIN” seru Rachel setelah melihat Alex melepas dua kancing.

“wleee pake kaos, gue tau abs gue seksi” Alex menjulurkan lidah meledek Rachel setelah ia melepas seragamnya menyisakan kaos putih.

“Dra! oper sini gue ikut” Alex berteriak kepada Andra dan ikut bermain sepakbola.

“Alex sialaaan! Gue ikut!” Reynand berlari menyusul Alex yang sudah lari larian ditengah hujan.

“dih gajelas tadi katanya ngga mau hujan hujanan” ujar Bianca seraya Reynand berlari ke lapangan.

“iya emang suka ngga jelas kaya dia noh” sahut Jeje sambil menunjuk Bintang yang diam saja dibawah payung sambil menyimak obrolan para cewek cewek.

“buset kok gue?” seru Bintang kaget.

“yaiyalah, emang lo mau nongki sama cewe cewe?”

“yaudah nih pegang payungnya” Bintang memberikan payungnya kepada Jeje, “GUE IKUT WOY!” Ia lalu berlari menyusul yang lainnya. Akhirnya tinggal mereka berempat yang duduk duduk di anak tangga.

“gajelas semua anjir, noh Alex kepreset” Rachel geleng geleng melihat kelakuan teman teman cowok nya itu.

“hahaha anjir malah gaya dia” Bianca tertawa melihat Alex yang sudah jatuh namun tetap berusaha terlihat keren.

“hawanya dingin kaya di puncak” celetuk Sherra dibarengi dengan Bianca yang bersin, “nah kan bersin”

“BLESS YOU ACHOO!”