Bianca sudah berada di dalam mobil jazz abu abu milik Reynand. Ia masih sedikit awkward jika hanya berdua didalam mobil seperti ini. Sementara itu Reynand fokus menyetir karena jalanan sore ini lumayan padat, sedangkan Bianca? ia hanya terdiam sambil memandangi cara Reynand mengemudikan mobil yang menurutnya keren. Ia menyetir dengan tangan satu.

Belum ada pembicaraan diantara mereka, sejauh ini yang terdengar adalah alunan lagu 10,000 hours dari music player.

“kok ngelamun?” tanya Reynand menoleh kearah Bianca.

“hah? eh enggak heheh” yang diajak bicara kembali ke alam sadarnya, “lo udah kebiasa nyetir tangan satu doang ya Rey?”

“iya, enak aja lebih nyantai” Reynand kemudian menggerakan persneling di sebelahnya, “ntar pulang mau makan nggak?”

“boleh, kemana?”

“hmm ayam geprek mau?”

“gue nggak bisa makan pedes sih”

“ramen suka ngga?”

“nahhh gas kalo itu”

“oke ntar abis kelar latihan ya”


Suara pantulan bola basket menggema ke seluruh lapangan. Semua anggota tim inti sekolah sudah berkumpul untuk latihan hari ini, beberapa dari mereka mendribble bola basket untuk mengecek udara didalamnya apakah sudah pas atau belum.

“Ca, gue kesana dulu ya? nitip tas sama hp gue” Reynand meletakkan tas nya di sebelah Bianca.

“iyaa siniin, semangat Reynand!”

“semangat” Reynand menirukan Bianca, “kalo haus ambil aja air di dalem tas gue” Bianca tersenyum dan mengangguk paham.

Rasa yang tumbuh didalam hatinya untuk Reynand semakin besar. Bagaimana tidak? sifatnya, tutur katanya, dan perlakuannya pada Bianca benar benar beda dengan Arga yang merupakan papanya sendiri.

“sini lempar ke gue, Sa!” teriak Reynand pada teman se timnya.

Reynand melemparkan bola basket dari garis three points dan masuk ke ring, “anjay keren banget gue!” ia tersenyum bangga. Bianca ikut tersenyum melihatnya.

Reynand kemudian berdiri disebelah pelatihnya dan melihat adik adik kelasnya bermain untuk nantinya dimasukkan ke dalam tim dan bisa ikut main di sport week. Bianca terkagum, hanya berdiri saja Reynand sudah terlihat tampan. Padahal ia tidak melakukan apa apa.

“tuh Reynand latihan, lo ngga mau nontonin dulu?”

“yaudah, duduk situ aja”

“lo sekalian minta anter pulang sabi sih Nay, kali aja bisa lebih deket”

“iya ntar aja kalo udah selesai latihannya”

Bianca mendengar percakapan kedua orang yang nggak jauh dari tempatnya. Naya dan temannya. Sebenarnya sejak beberapa hari lalu dibuat bertanya tanya dengan Naya, apakah ia orang yang membicarakan Reynand di toilet atau bukan?

“Caca!”

“ehh Sherra kok lo disini?” tanya Bianca yang dihampiri Sherra.

“rapat, biasalah”

“oh gitu, udah dijemput lo?”

“udahh, itu dideket satpam”

“yaudah sana pulang daripada lo ditungguin”

“iya, duluan ya Caa”