if it's not you it's not anyone

Pertandingan sudah berakhir untuk hari ini dan lagi lagi tim inti sekolah memenangkannya. Mereka bubar dengan hati yang gembira. Berarti Reynand serta anggota timnya lolos dan masuk ke final hari sabtu nanti.

“finall njir finalllll! Reynand memeluk rekan rekannya.

“semangat semangat jangan kasih kendor”

“lo bagus Sa, pepet terus PG nya kaya tadi ya”

“oh iya terus buat sapa ini namanya?”

“gue Arsa kak”

“nah Arsa tadi lo udah bagus deh tapi tempo nya kalo coach bilang pelan ya lo pelanin ya jangan kecepetan”

“Brian lo keren banget anjir three points masuk terus”

Reynand memberikan evaluasi singkat untuk anggota tim nya dengan bantuan coachnya. Senyumnya masih terbentuk lebar di bibir nya karena ia senang sekali bisa menang lagi untuk tahun ini. Setelah selesai, ia menghampiri teman temannya.

“ANJAY MASUK FINAAAL!” Alex menepuk nepuk punggung Reynand.

“keren keren nih pacar lo Ca” puji Rachel sambil menoleh ke Bianca di sebelahnya.

“JELASSS LAHHH, REYNAND NIH”

“njir pedenya kumat dajjal”

“yaudah yok pulang yok, Je” ajak Bintang pada Jeje.

“cepet amat anjir?”

“iya, ngedate nih gue Ca”

“nah sama, yuk Chel cabsss” ajak Alex pada Rachel.

“enak aja, nunggu Sherra dulu anjir” tolak Rachel, “jajan bakso di depan yuk?

“gas ngueng” Alex langsung ngacir bareng Rachel. Tinggal Reynand dan Bianca berdua.

“pulang yuk, Ca?” ajak Reynand.

“ayo, udah malem juga nih”


Bianca menarik resleting jaketnya. Ia memakai jaket pemberian Reynand waktu itu, sesuai requestnya tadi siang saat di sekolah.

“udah?” tanya Reynand setelah melihat Bianca memakai jaketnya lalu menyodorkan satu bagian airpodsnya, “nih pake”

“lo yang pegang hp gue ya Ca, ganti ganti aja sama lagu yang lo suka”

“haha oke, ntar gue puterin twice”

“ga cocok dong kalo didengerin waktu motoran”

“hahaha, enggak lahh yakali gue puterin twice”

Hari ini memang Reynand berencana membawa sepeda motor. Ia ingin mengajak Bianca night drive ala ala gitu, tapi emang night drive beneran sih.

Motornya berjalan dengan kecepatan sedang diiringi lagu California dari The Roses, pilihan pertama Bianca.

driving to the clouds swimming like a hummingbirds i don't wanna say goodbye i just wanna stay all night

“gimana basket gue tadi” tanya Reynand menoleh ke samping.

“kereen banget”

“heheheh padahal anak tim hari ini udah ngga berharap apa apa”

“kenapa?”

“apaaaaa?”

“kenapaa?” ucapan Bianca terhalang oleh suara bising kendaraan lainnya.

“lawannya susah caa, pada main fisik”

“emang iyaa?”

“iyaaa” jawab Reynand

to california our worries make no sense colors sky blue singing in my view young and wild

“lagu nya enaaak”

“hahhh?”

“lagu nyaa yang lo mainin enakk, judulnya apaa?”

“ohhh California, dari The Rosessss”

Jalanan sudah tidak terlalu ramai, kini mereka bisa mendengar dengan jelas suara masing masing saat berbicara.

“capek ya Rey, tanding terus? masih sekolah juga”

“engga tuh”

“beneran?”

“he em, kan udah gue bilang capek nya ilang kalo ada lo” Reynand tersenyum di balik helm full face nya.

“apa reyy ngga denger” bohong, sebenarnya Bianca sudah salting.

“capeknyaaa ilang kalo ada loooo”

“ngga dengerr Rey gatauuu” Reynand tertawa mendengar jawaban Bianca barusan.

Lagu yang diputar sudah berakhir bertepatan dengan lampu merah. Reynand menoleh ke arah Bianca, “pinjem bentar hp nya Ca, gantian pilih lagu”

“nih buruan Rey, keburu ijo” Setelah mengganti lagu, Reynand menjalankan motornya kembali begitu lampu berubah hijau. Lagu pun ikut mengalun.

dance with me under the diamonds see me like breath in the cold sleep with me here in the silence come kiss me silver and gold

“Cacaa”

“apaa?”

“lo nyaman ngga sama gue selama ini?” tanya Reynand membuat jantung Bianca sedikit deg deg an.

“maksudnya?” jika kondisinya seperti ini, Bianca tidak bisa berpikir jernih.

“ya sejak kita deket ini, menurut lo gue gimana?”

“hmm gimana ya”

“lo tuh baik banget tau Rey”

“gue belum pernah ketemu sama cowo kaya lo sebelumnya, apalagi lo tau sendiri kan bokap gue gimana. Jadi semenjak gue deket sama lo tuh”

“apa? kok ngga dilanjutin?”

“bentar”

“ini mempersiapkan” Bianca mengambil nafasnya lalu mengeluarkannya lewat mulut.

Reynand tertawa, “persiapan apa anjir Ca?”

“mental, hehehe gue ngga pernah gini sebelumnya”

“oh oke gue tungguin”

“huh oke, jadi semenjak gue deket sama lo tuh gue ngerasa kalo gue tuh ngga sendirian”

“gue berasa punya rumah yang bisa jadi tempat gue pulang gituloh Rey”

“yaaa meskipun kita ngga ada status apa apa tapi gue tetep nganggep kaya gitu, soalnya lo doang yang tau masalah gue”

“eee lupain aja deh, terlalu bertele tele jadinya, tapi intinya gue nyaman sama lo selama ini” Bianca mengakhiri pidato kecilnya, masih dengan detak jantung yang tidak karuan.

“hahaha okay okay i get it” Reynand mengangguk paham.

“Ca”

“apa? lo ilfeel yaa? sorry deh Rey lupain semua yang gue bilang tadi”

“engga engga, gue mau nanya”

“lo mau ngga jadi pacar gue? kali ini gue ngga bercanda kaya kemarin kemarin Ca”

“ini beneran gue nanya nya”

and you are the only one i've ever loved yeah you, if it's not you it's not anyone looking back in my life you're the only good i've ever done yeah you, if it's not you it's not anyone

“gue seneengg, bisa jadi rumah buat lo pulang waktu diluar lagi ngga baik baik aja, gue selalu disini kok Ca”

“ngga bakal kemana mana” kini jantung mereka seperti berdetak dengan ritme yang sama.

“Ca? lo tidur ya?”

“eh, engggaak”

“jadi gimana?”

“iya mau” jawab Bianca malu malu, ia ingin menghilang aja sekarang. Tapi juga seneng di dalem hati.

“yeee asikk” Reynand menaikkan kecepatan sepeda motornya, membuat Bianca refleks memegangi jaket milik Reynand.

“Reynaaand jangan ngebut gue takut jatoh, ini motor lo tinggi banget”

“pegangaaan sama gue Caaaa, peluk”