it must be so hard for you right?
Satria tersenyum ke arah Bianca, “you look so fine”, “thanks” jawab Bianca ikut tersenyum.
“wanna grab a drink? ada beberapa stall di sana tuh” Satria menunjuk salah satu sudut menggunakan dagunya.
“nanti aja deh, tadi sebelum kesini gue udah habis es teh segelas”
“alright, oh btw i'm kinda surprised to know that you are Om Arga's daughter lol” Satria mengganti topiknya.
“hahaha iya, kek nya temen temen gue sekarang pada ngechat” Bianca terkekeh pelan. Satria memperhatikan pakaian Bianca sekilas, “wait, hold on” Ia lalu melepas jas hitamnya.
“i know you're not comfortable with your dress” Satria kemudian menyampirkan jas nya ke kedua bahu perempuan di sebelahnya. Bianca terlihat tidak enak dengan Satria karena Ia memberikan jasnya agar Bianca bisa lebih nyaman.
“what about Reynand? dia udah tau?” Satria melanjutkan pembicaraannya.
“iya, diantara temen temen gue cuma dia aja yang tau awalnya”
“why tho? lo kan deket banget sama Rachel, Sherra, Jeje dari lama”
“iya dari awal masuk SMA sih, mereka ngga pernah liat bokap gue” Bianca menunduk memandangi kedua kakinya yang digoyang goyangkan, “cuma tau Mas Adit sama Mbak Ita selama ini”
“for real? mereka ngga pernah main ke rumah lo emang?” Satria terlihat tidak percaya dengan jawaban Bianca.
Ia menggeleng pelan, “engga, cuma ngejemput atau nganter gue doang dari depan rumah” balas Bianca, “udah gitu ya pulang”
“mereka cuma tau kalo bokap nyokap gue pisah sih, eventhough gue udah lama banget temenan sama mereka tapi gue ngga bisa aja cerita”
“masalah hidup gue terlalu complicated,Sa”
“Reynand juga waktu itu tau soalnya gue nangis di depan dia gara gara bokap, itu udah mentok banget gue ngga bisa nahan”
Satria merogoh sesuatu dari sakunya lalu berlutut di depan Bianca. Perempuan itu terlihat terkejut.
“i'm not a woman but i know wearing heels all day is tiring, belakang kaki lo lecet” Satria melepaskan perekat plester yang Ia pegang lalu menempelkannya pada bagian belakang kaki Bianca yang sudah terluka dan sedikit berdarah.
Mereka berdua kemudian terdiam. Tidak ada pembicaraan yang keluar dari mulut keduanya selama beberapa menit. Hanya terdengar suara air mancur yang mengalir di belakang tempat mereka duduk.
“it must be so hard for you, right?” Satria menatap Bianca dengan senyum tipis.
Bianca mengangguk, “of course, gue juga gampang overthink sampe mikir yang engga engga”
“gue juga sering ngga bisa tidur sampe jam tiga pagi kadang, i have a lot of thoughts inside my head. Tapi untungnya gue berada di circle pertemanan yang baik, supportive juga”
“sekarang juga ada Reynand” Bianca tersenyum, “i can't describe him properly, but he is my home. Gue bersyukur banget bisa kenal dia”
“i wish i knew him earlier, tapi kadang gue ngerasa kek gue ini siapa? he's so kind but what about me? my life is a mess”
“don't say that you think you don't deserve him, Bi?”
“iya, i don't deserve him”
“eyy dude lo ngapain sampe mikir kaya gitu anjir? Reynand loves you and you love him right? then you don't have to do anything to deserve him” ujar Satria panjang, “eee i mean, dia kan sayang sama lo just the way you are jadi yaudah dong ngga usah mikir sampe kesitu situ”
“i can't imagine how my life will be without him”