new class
“prang!” Arga melempar gelas kaca ke lantai. Bianca hanya bisa diam dan meremas bagian bawah rok seragamnya. Ia tidak sengaja menyenggol gelas berisi air dan tumpah sedikit di meja makan saat tadi sarapan.
“pagi pagi ada ada kelakuan kamu” ujar Arga, ayah dari Bianca.
“maaf pa, Bianca salah” Bianca cuma bisa menunduk, karena memang ini salahnya.
“saya nyesel udah ngebiarin hak asuh kamu jatuh di tangan papa” Arga meraih jas nya lalu pergi keluar rumah untuk bekerja.
“maaf pa” ujar Bianca yang kedua kalinya. Ia masih menahan air matanya untuk keluar.
“non langsung berangkat aja ya, saya yang bersihin” Mbak Ita, asisten rumah menghampiri Bianca yang hanya terdiam ditempatnya itu.
“oh, nggakpapa mbak biar Caca aja yang bersihin. Bentar aja kan?” Bianca mencoba untuk tersenyum seakan akan tidak ada apapun yg terjadi.
“udah non berangkat aja sama pak Edi” ujar Mbak Ita lagi, “ini jangan lupa baju olahraganya, tadi pagi udah saya setrikain” Ia menyodorkan paperbag kepada anak majikannya itu, menyuruhnya untuk segera pergi ke sekolah.
“makasih ya Mbak Ita” Bianca mengusap bulir air matanya yang mulai jatuh di pipinya. Ia tidak bisa menahannya lagi.
Sampai di sekolah, Bianca terlihat cerah kembali seperti tidak terjadi apa apa saat di rumah. Hari ini hari pertamanya di kelas 12 setelah 2 minggu libur panjang seusai ujian akhir. Ia senang bisa sekelas dengan ketiga sahabatnya, karena sebelumnya Jeje harus terpisah sendirian di kelas lain.
“Caca! duduk sini” panggil Jeje begitu melihatnya masuk ke kelas 12 IPS 1.
Bianca tersenyum begitu melihat Jeje dan Rachel sudah berada dikelas, yang tandanya ia tidak sendirian. Sherra? jangan tanya lagi, dia sering telat datang ke sekolah karena bangunnya yang selalu kesiangan.
“gosh, i forgot to bring my suncreen. lo pada ada yang bawa ngga? ntar kan olahraga” tanya Jeje sambil mengobrak abrik pouch nya itu. Yang pasti isinya liptint, face wash, and another stuff yang dipake cewe cewe waktu selesai olahraga.
“engga lah, i never bring it to school. Gue cuma bawa face wash sama handuk” jawab Rachel dengan pandangannya yang masih fokus pada game di hp nya.
“gue bawa Je, ntar minta gue aja” sahut Bianca lalu duduk di bangku sebelah Rachel.
“thank God you bring it, Ca” Jeje tersenyum senang.
Tiga orang cowo memasuki kelas. Mereka hanya bertiga tapi seperti tujuh orang. Suara tertawa mereka sangat khas, bisa membuat orang lain ikut tertawa dan menutup telinga karena terlalu berisik. Reynand, Alex, dan Bintang.
“haai Rachel, sekelass nihh broow” seru Alex pada Rachel dari ambang pintu kelas. Yang diajak omong hanya memutar bola matanya malas.
“lahh iya, sekelas sama pacar sendiri” sahut Reynand kegirangan sambil menunjuk Rachel.
“PACAR PALA LO? temen aja bukan” seru Rachel sewot.
“ya masa suami istri?” sambung Bintang menahan tawanya.
“lo gue pukul ini ya Bintang” Rachel mengangkat botol minumnya.
“gila gila, 12 IPS 1 bakal keren banget anjir kalo ada kita ya” seru Reynand membanggakan diri.
“ssshh, BRISIKKK”