not okay

Reynand berlari menyusuri lorong lorong dan menaiki tangga menuju ke lantai 3. Ia khawatie Bianca melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya. Setelah mencapai pintu rooftop, ia menghembuskan nafas sebentar lalu membukanya dan langsung menerobos masuk.

“Caca!” teriak Reynand keras kemudian berlari cepat ke arah Bianca yang sedang duduk di tepi bangunan.

“Ca turun!” ia berteriak dengan nafasnya yang tersengal sengal sambil memegangi kedua lututnya, “nggak gini caranya Ca!”

Bianca tersenyum lebar meskipun air matanya sudah membasahi pipi. Ia memberikan hpnya pada Reynand.

Sebuah headline berita terpampang jelas pada layar hp “Arga Wijaya berencana untuk bertunangan dengan Evannia dalam waktu dekat ini”

“anjing”


Keduanya duduk dengan kedua kaki yang sama sama diluruskan, memandang langit yang cerah dihiasi dengan gumpalan awan.

“gue suka ngeliatin langit, apalagi kalo lagi di perjalanan gitu”

“tapi gue lebih suka ngeliat langit waktu malem”

“kenapa?” laki laki itu menoleh kearah perempuan di sebelahnya.

“kenapa lo lebih suka langit malem?”

Bianca mengendikkan bahunya, “nggatau, suka aja”

“lain kali lo jangan sampe mau lompat kaya tadi”

“lo tau ngga Ca? banyak banget hal yang belom lo lakuin”

“lo belum ngeliat langi malem nanti, lo belum nyelesain drakor on going yang lagi lo tonton”

“lo belum dateng ke pertandingan final gue”

Bianca terkekeh pelan, “gue ngga niat lompat sebenernya”

“lah buktinya?”

“gue cuma pengen nenangin pikiran, ngga mau ntar di kelas gue bengong mulu gara gara ngeliat berita tentang bokap gue”

“gue ngebales chat lo terus bilang kalo gue lagi ngga baik itu soalnya” Bianca menggantungkan perkataannya.

“soalnya apa?”

“soalnya gue pengen ngeliat langit”

“bareng lo”