pulangnya gimana?
“busetttt, cape banget” Harris merebahkan dirinya di atas sofa ruang osis.
“panas banget ya seriusan diluar tuh” Bintang duduk di sebelah Harris sambil menyalakan AC.
“engga tuh” sahut Juan, “yee anjing lo di mobil ya sama Satria sama Caca, LAH GUE?” protes Harris.
“Sa, agak bentaran ya meeting nya gue mau nyantai dulu” ujar Bella bersandar di punggung Bianca.
“iya nggak papa, ngadem dulu aja ntar jam tiga lima belas baru mulai” Satria mengangguk mengiyakan Bella. Ia kemudian duduk di sebelah Bianca lalu memainkan hpnya.
“nih minum minum” Gre masuk ke dalam ruangan dengan satu kantong plastik besar minuman dingin ditangannya, “mumpung baik nih gue”
Bianca mengambil salah satu minuman dari kantong plasti tersebut, “thanks Gre”
“yoi, santuy”
“eh Bin, tolong bukain dong tangan gue kotor nih kena bumbunya cheetos” Bianca memberikan botol air nya kepada Bintang. Namun Satria meraih kembali botol milik Bianca dan dengan cepat ia membukakan penutup botolnya, “nih, Bi”
“NAH SAT SET SAT SET KALO SAMA CACA KAN” celetuk Harris meledek Satria.
“apaan lo njir, alay” jawab Satria lalu kenbali fokus ke hpnya.
“yaudah gitu doang ya, next meeting besok lusa tapi ntar gue kabarin lagi deh soalnya kan mau final test” ujar Satria lalu menutup layar laptopnya.
“beres dah, gue cabut dulu ya” Juan berdiri dan pamit duluan. Yang lainnya juga bersiap siap pulang.
“Ca, lo pulang gimana??” tanya Bintang pada Bianca, “ini gue udah ngechat sopir gue tapi kok centang satu ye” jawab Bianca.
“oh yaudah lo tungguin bentar, kalo belum dibales lo bareng gue aja”
“ga deh Bin, rumahnya ngga searah banget sama gue” tolak Bianca, “ntar lo harus muter jauh”
Satria bangkit dari kursinya dan menenteng tasnya, “Caca biar bareng gue aja Bin, biar lo ngga kejauhan baliknya”
“oke lah, gue cabut dulu ya” Bintang kemudian berjalan keluar ruang osis setelah berpamitan, “yoi, drive safe bro” ujar Satria.
Satria dan Bianca kemudian berjalan menuju ke parkiran. Hari sudah lumayan sore, sekolah juga sepi tidak ada siswa lagi. Setelah menemukan mobilnya, Satria meletakkan tasnya di kursi belakang lalu masuk. Bianca duduk di kursi sebelah setir.
“eh Bi, coba kasih ini deh ke luka lo” Satria menyodorkan salep ke Bianca yang tadi ia ambil di laci mobil.
“oh okay” Bianca membuka cermin yang berada di atas kepalanya, lalu mengoleskan sedikit salep ke atas lukanya. Satria memperhatikan Bianca dari kursinya sesekali sambil memundurkan mobilnya.
“are you sure itu lukanya dari kejatuhan hp Bi??”
“iyaa, emang kenapa Sa” tanya Bianca lalu menutup salepnya, “keliatan agak parah sebenernya” jawab Satria.
Bianca tertawa pelan, “iya sih, gue juga careless makanya sampe gini”
“but seriously, let me know if you are not okay loh Bi”
“iya santai aja kali Sa, gue ngga kenapa napa” jawab Bianca untuk meyakinkan Satria, “eh lo mau nganterin gue ke superindo bentar ngga?” Ia kemudian mengganti topik pembicaraan.
“sure”
Bianca sibuk memilih milih barang di bagian rak minuman. Tangan kanannya memegang pocari sweat dan tangam kirinya memegang minuman vitamin C.
“yang kiri aja Bi, lebih seger” celetuk Satria. “hmmm yaudah deh” Bianca memasukkan tiga botol minuman tersebut ke dalam trolley dan berjalan pelan menyusuri rak makanan jadi. Satria sesekali memperhatikan Bianca yang sedang memilih milih barang, namun dengan cepat Ia menoleh ke arah lain jika Bianca menghampirinya untuk meletakkan barangnya ke dalam trolley.
“udah Sa, yuk ke kasir”
“alright let's go”
“eh ada sushi Sa, bentar” Bianca menghentikan trolley yang didorong Satria begitu matanya melihat ke arah deretan makanan jepang di sebelah kirinya.
“you wanna buy one?” tanya Satria, “iya, udah lama ngga makan sushi”
“sashimi apa yang udah mateng yaa? lo suka yang mana?”
“i prefer yang mateng sih, itu yang tiger roll looks good” jawab Satria.
“iya juga, yaudah deh gue beli fujiyama roll aja”
Satria tertawa, “dudeee?? then why you ask?”
“ya gue buat beliin lo lah” Bianca ikutan tertawa lalu memasukkan kotak sushi ke dalam trolley, “oh okay, i don't expect this but thankyou”
“hahahaha, nevermind”
Keduanya berjalan keluar pintu supermarket besar tersebut dengan tangan Satria yang memegang kantong belanjaan milik Bianca, “kemana lagi nih?”
“pulang dong, gue ngga butuh apa apa lagi kok” jawab Bianca. “alright” jawab Satria.
“lo kalo udah di apart jam segini terus ngapain, Sa?” Bianca mengubah topik pembicaraan. “take a showers, terus makan, kalo ngga ya randomly playing the guitar, dengerin lagu, ngecek kerjaan bokap juga kadang”
“ih lo produktif banget dong” puji Bianca setelah mendengar jawaban Satria.
Satria kemudian memindah posisinya yang awalnya di sebelah kiri Bianca berganti di sebelah kanannya, karena ada segerombolan anak laki laki menoleh bersamaan ke arah Bianca.
“ngga juga sih, kadang gue juga tidur tiduran doang” jawab Satria setelah berdiri di sebelah kanan Bianca, “eh lo kok tumben belanja sendiri? bukannya ada mbak?”
“ini bukan buat keperluan rumah sih” sahut Bianca, “ini buat Reynand”