quality time
Bianca dan Reynand sekarang sedang duduk berhadapan di sebuah kafe. Bianca asik memainkan hpnya, sementara Reynand memperhatikan perempuan didepannya itu.
“Bintang lagi keluar nih sama Jeje” Ia memperlihatkan layar hp nya pada Reynand di depannya.
“oh upload story?”
“iya, eh Rachel sama Alex juga”
“ngakak banget tweetnya mereka” Bianca kembali menunjukkan tampilan layar hpnya, “astaga kok ngga malu” Ia tertawa geli. Reynand juga ikut tertawa melihatnya.
“eh sorry gue main hp” Bianca tersadar dan langsung meletakkan hpnya di atas meja.
“it's okaaay Caa, btw how's your day?” Reynand membuka topik pembicaraan.
“is it good?” Reynand mengacungkan jempol jari kanannya, “or bad?” kemudian membalikkannya kebawah.
“hmm” Bianca tampak berpikir sejenak, “good and kinda boring”
“tadi waktu lo dipanggil ke OSIS buat briefing final hari sabtu kan lamaa banget jadi gue ngga ada temen ngobrol di kelas waktu pelajaran, apalagi pelajarannya Bu Ayu bikin ngantuk banget” ujar Bianca seperti bercerita dengan anak kecil.
“tapi gue seneng lagi soalnya lo ngajal jalan, jadi ada boring but good gitu hehe” sebuah senyum terukir di wajah Bianca hingga menampakkan deretan giginya.
“oh my God, whyyy are youu soo cuteee?” ujar Reynand gemas sendiri.
“ssst jangan keras keras, malu diliatin orang Reynaaand”
“okay sorry sorry” Reynand melihat sekeliling lalu memajukan badannya kearah Bianca, “why are you so cute?” ia berbisik bisik.
“i don't know, but why are you so handsome?” Bianca membalas gombalan Reynand dengan berbisik bisik juga.
“gatau, dari lahir udah ganteng” jawab Reynand dengan pedenya lalu Bianca memundurkan badannya, “pedeee mulu”
Mereka tampak sangat lucu, dan juga serasi. Reynand yang selalu melemparkan candaan dan Bianca yang terkadang tersipu malu lalu membalasnya membuat orang yang melihatnya juga bisa merasakan keuwuan mereka.
“by the way, what about you?” tanya Bianca pada Reynand yang sejak tadi masih tertawa, “how was your day? is it good or bad?”
“very very good, why? because of you” jawab Reynand dengan yakin, membuat Bianca memasang wajah datar, “explain please”
“hmm okay, jadi tadi gue kinda feel bad because i can't drive you home, tapi sekarang gue bisa jalan sama lo hehe VERY GOOOD” Reynand menunjukkan kedua jempolnya.
“okayy, glad to hear that” Bianca tertawa melihat tingkah pacarnya.
Reynand senang bisa mendengar gelak tawa dari perempuan yang barusaja menjadi pacarnya itu. Bianca selalu tersenyum, namun Reynand baru pertama kali melihat Bianca se ceria ini.
“mau kue? or cookies?” tawar Reynand.
“no, i'm already full gara gara caramel macchiato nya hehe” Bianca kemudian membuka hpnya.
“wait, lo foto gue diem diem barusan??” tanya Bianca begitu melihat instagram.
“engga”
“bohong, ini apa coba?” Bianca memperlihatkan snapgram Reynand.
“heheheh i like the view”
“drive safe Reynand, thanks for today”
“i will, thankyou for today too” Reynand lalu menyandarkan badannya di bagian samping mobil.
“yaudah gue masuk ya?”
“iya, eh tunggu Ca” Reynand menahan tangan Bianca.
“ya?”
“thankyou ya” Reynand menggandeng tangan kanan Bianca, “udah mau nerima gue hehe” ia jadi cengengesan, padahal harusnya moment romantis, “gue awalnya ngira lo bakal nolak waktu gue nembak”
“kayanya gue duluan yang suka sama lo Rey, tapi gue lupa kapan hehe” jawab Bianca sambil menggoyangkan tangan Reynand pelan.
“oh ya, harusnya gue yang say thankyou tau” ujar Bianca, “udah mau denger gue cerita, gatau kenapa gue bisa langsung terbuka sama lo” ia membentuk senyum kecil di bibirnya.
“dan gue seneng karna lo, hmmm lo tih bukannya ngelarang gue sedih tapi lo ngebiarin gue ngeluarin rasa sedih yang ada di hati gue”
“thankyou for being my home” Bianca memandang kedua mata 'home' nya.
“i will always be your home Ca” Reynand merendahkan suaranya, “wanna have a hug?” Bianca mengangguk kemudian memeluk Reynand. Ia merasakan kehangatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, begitu juga Reynand yang bahagia bisa menjadi tempat untuk pulang bagi Bianca.
“tos dulu sini” Reynand mengajak Bianca tos setelah keduanya melepaskan pelukan.
“gue pulang ya” pamit Reynand melambaikan tangan.
“iyaa, byee”