satria
Bianca sendirian di lobby sekolah sekarang. Ia berniat memesan gocar namun sudah dicancel oleh driver sebanyak dua kali.
“aneh banget” gumamnya dalam hati lalu berdiri dan berjalan keluar, namun ia menyenggol seseorang. “eh sorry sorry”
“haha, it's okay tho”
“eh wait, lo temennya Sherra bukan?” tanya cowo yang tadi disenggol oleh Bianca.
“iya, lo Satria bukan sih?”
“iya kok lo tau?” tanya nya.
“tau dong, lo kan ketua osis” jawab Bianca tertawa pelan.
“iya juga sih, btw kita belom kenalan” ujarnya, “gue Satria” Satria mengulurkan tangan kanannya.
“Bianca, nice to meet you Satria” Bianca lalu membalas uluran tangan lelaki di depannya ini dan tersenyum tipism
“kok belum pulang?”
“iya ini tadi harusnya gue pulang sama Reynand tapi dia basket, yaudah gue pesen gocar”
“udah dapet driver?” Satria melirik hp Bianca yang layarnya masih menyala.
“belom, dicancel sama drivernya dua kali” jawab Bianca, “aneh deh”
“mau bareng? gue juga harus latihan sebenernya tapi ijin ke coach buat ganti sepatu dulu, apart gue sini situ doang jadi dibolehin”
“ee no, i'm good” tolak Bianca dengan sopan, ia tidak enak jika harus dianter pulang dengan Satria. “gue coba order dulu” Bianca kembali fokus dengan hpnya, sementara Satria hanya mengangguk paham sambil memperhatikan layar ponsel Bianca.
“gaada yang accept orderan gue dong???? kok gajelas sih app nya”
“yaudah yuk, i'll drive you home” ajak Satria untuk yang kedua kalinya, “daripada nungguin gocar yang ngga pasti”
Mobil Satria berhenti dekat rumah Bianca, “ini ya rumah lo??”
“bukan, agak majuan dikit”
“itu yang gerbang nya warna item Sa” Satria memajukan mobilnya setelah mendengar arahan Bianca, lalu berhenti didepan rumah yang tepat.
“thankyou ya Sa” Bianca melepaskan sabuk pengaman.
“no problem Bi, gue langsung balik ke apart ya buat ambil sepatu”
“Reynand biasanya ngomel kalo gue telat hehehe” Satria tertawa kecil sambil menggaruk tengkuknya.
“okay Sa, drive safe ya”