semangat ya
“Sher ini banyak banget sumpah anjir” Alex mengeluh selama berjalan menuju ke dalam lapangan indoor, ia menenteng dua kresek besar yang berisi konsumsi untuk osis dan anak tim.
“yaampun, padahal cuma segitu doang”
“se kresek isinya dua puluh nasi kotak ya dakjal, jari gue berasa mau putus”
“mau nasi kotak nya ngga lo?”
“mau” Alex menjawab dengan semangat.
“nah yaudah lo bawain sampe dalem”
“oke, gue harus LAKIKKK”
Sudah banyak anak osis dan beberapa anak tim inti basket di dalam lapangan indoor. Mereka mengepel lapangan, ngecek rundown, dan sebagainya.
“Reynand belum dateng ya?”
“anjir nanya ke gue, tanya langsung ke orangnyaa dongg kan chatan 24/7 ihiy” goda Rachel, Bianca membalasnya dengan pukulan pelan.
“aneh nga sih lo, jam segini udah dateng padahal pertandingannya masih lama”
“kaya anak osis njir”
“haha, gue malah gapernah tau ginian” Bianca terkekeh, “gue dateng waktu final doang”
“iya, sekarang dateng setiap tanding soalnya ada yang ditontonin kan?” Rachel menggoda Bianca lagi.
“bener”
“tapi boong” Bianca menarik perkataaannya, “tapi ngga boong sih”
“HALAHH, pake malu malu kambing segala lo” Rachel mendorong lengan Bianca.
“mana nih bebebnya Bianca kok belum datenggg, dicariin nihhh” Rachel mengubah suaranya menjadi seperti anak kecil.
“YO WASSAP!”
“panjang umur, tuh udah dateng” Bianca tertawa ketika melihat Reynand jalan masuk ke dalam lapangan sambil menyapa teman temannya.
“samperin sih kalo kata gue, biar makin semangat kalo dia tau ada lo” Rachel memberi sahabatnya saran.
Perasaan Bianca saat ini, ia sangan senang begitu melihat Reynand datang. Sepertinya semua orang yang sedang kasmaran akan seperti itu.
“tapi Reynand belum tentu suka sama gue kali Chel”
“sotoy njir, udah sana samperin aja dulu” ledek Rachel, ia selalu ceplas ceplos but in a good way.
Bianca akhirnya berjalan ke salah satu sisi lapangan diamana Reynand baru saja duduk dengan beberapa anggota tim nya. Ia memakai topi hitan dan jaket abu abu, terlihat tampan seperti biasanya.
“Reynand!” sapa Bianca dengan suara yang sedikit keras.
Reynand menoleh, “lah kok lo udah disini aja Ca? kan belum mulai” Ia tersenyum dan menghampiri Bianca dengan semangat. Ia senang melihat perempuan yang sedang ia dekati itu ada disini.
“iyaa, tadi Sherra bareng gue sama Rachel ada Alex juga”
“jadi ya harus ngikutin Sherra, dia harus dateng lebih awal kan”
“ohh pantesan” Reynand mengangguk paham, “Alex terus dimana?”
Bianca mengedarkan pandangannya, “gatau deh, tadi bantuin Sherra”
“btw, ini buat lo” Bianca menyodorkan susu strawberry favorit Reynand, “semangat ya, harus menang pokoknya” sudah bisa dibayangkan ya, bagaimana senang nya Reynand.
“lucu bangett” Reynand tersenyum menampakkan deretan giginya lalu mengacak acak rambut Bianca, “thankyou Bianca” Reynand lalu meminumnya.
Tribun sudah mulai ditangi banyak penonton dari sekolah dan sekolah tim lawan.
“Ca, kita harus buat tos nih”
“gimana?”
“gini” Reynand mengajari Bianca tentang tos nya, ia menggenggam tangannya dan meninju pelan tangan Bianca dua kali dan bertos dua tangan.
“terakhirnya gini” Reynand mengacak acak rambut Bianca sekali lagi dengan ekspresi gemas.
“aduh Reeeeey, kok rambut gue mulu”
“hehehe masa rambutnya Bintang” Reynand cengengesan, “gue ngumpul kesana dulu ya”
“iya, semangatt”