sushi and deeptalk
Ketiganya sedang berada di restoran sushi sebuah mall. Mereka duduk di meja outdoor, tempat favoritnya sejak dulu. Tempat sushi ini adalah kesukaan Bianca, Jeje, Sherra, dan Rachel sejak tiga tahun lalu mereka pertama kali kesini.
“udah lamaaa banget ngga kesini ya” Bianca duduk dan menjedai sebagian rambutnya.
“iya bener banget, terakhir kesini tuh waktu kita ngapain ya?” Jeje antusias mendengar kenangan mereka beberapa bulan lalu.
“oh itu, waktu kita bolos kelas terakhir mat wajib” sahut Rachel lalu ia tertawa, “ide bagus kan”
“iya, besokannya dipanggil Pak Bayu terus dihukum ditengah lapangan” sambung Bianca lalu ketiganya tertawa berbarengan.
Kelas 11 adalah masa masa mereka nakal nakal nya, lebih tepatnya Rachel sih. Rachel adalah tipikal cewek yang langsung gas terobos. Mulai dari bolos kelas sampe kejar kejaran dengan guru BK pernah mereka jalani. Sebenarnya Jeje dan Bianca tidak menyebabkan masalah, apalagi Sherra yang tukang tidur. Namun mereka tidak mau jika Rachel dihukum sendiri.
“gue akhir akhir ini stress” Rachel mengambil satu batang rokok dari kantong hoodie lalu menyalakannya.
“gara gara nyokap lo?” tanya Bianca langsung paham.
“he eh, biasalah gue kan nggapernah didengerin di rumah” Rachel tersenyum miring, “maunya dingertiin doang tapi ngga bisa ngehargain orang lain, pusing”
“Alex kek nya denger suara gue tengkar sama nyokap, malu sebenernya. Meskipun dia deket sama gue dan tau kalo nyokap gue sering kaya gitu, tapi kan sama aja”
“makanya kenapa gue ngerokok? ya biar ngga stress, kalo pun lo nyuruh gue buat berhenti juga ngga bisa karna ya dengan ini doang setidaknya gue bisa ilangin penat”
“iya, gue ngerti posisi lo kok Chel. Gapapa masih ada kita” Bianca tersenyum lalu menyenderkan kepalanya ke badan Rachel sejenak dan menegakkannya kembali sebagai tanda kalau ia akan ada untuk sahabatnya itu.
“gue juga lagi ngga baik sama bokap nyokap gue” Jeje kali ini membuka suara, “mereka ngga puas ngeliat ranking gue”
“emang rapotan kenaikan kelas kemaren lo ranking berapa?” tanya Bianca.
“tiga”
“buset, gue tujuh belas anjir”
“lo berapa Ca?”
“gue ranking delapan deh kayanya”
“anjir pada sepuluh besar semua, Sherra malah ranking satu padahal tidur mulu”
“nyatanya tuh emang kita broken kids” ujar Jeje.
“kecuali Bianca, sama Sherra sih”
“kata siapaa gue ngga broken anjir”
“gue juga ngga setiap hari haha hihi mulu” Rachel dan Jeje mengganti posisi duduknya untuk mendegarkan Bianca.
“kadang hehe, kalo ga ya huhu, hoho” ujar Bianca sengaja mencairkan suasana. Ia tertawa palsu, karena memang nyatanya ia tidak sedang baik baik saja.
“agak menyesal gitu telinga gue mendengarkan babi satu ini” protes Jeje lalu menyedot minuman nya yang barusaja datang.
Bianca memang tidak pernah menceritakan masalah nya pada teman temannya, karena ia tau mereka juga tidak baik baik saja. Namun sejauh ini, ia tidak merasa sendiri karena sahabat sahabatnya selalu menjadi alasan untuk Bianca tertawa lagi meskipun mereka tidak menghiburnya secara sengaja.
“ketularan Reynand lah, lo lupa dua anak ini otw official” ujar Rachel menaikkan kedua alisnya.
“kek nya gitu” Jeje mengangguk pelan sambil melirik Bianca di hadapannya dengan senyum senyum, “gimana nih sama Reynand, Ca?” tanya Jeje bertepatan dengan makanan mereka datang ke meja.
“hmm, apa ya” Bianca berpikir sejenak sambil memperhatikan pelayan meletakkan makanan ke meja, “so far so good sih, orangnya baik jadi gue enjoy sama dia”
“for real?? ini lo ngga lagi bercanda ria kaya tadi kan?” tanya Rachel mencondongkan badannya untuk mengambil volcano roll di dekat Jeje.
“engga anjir”
“kirain kan lo soalnya ngga pernah deket sama cowo sebelumnya”
“iyalah, bokap gue sendiri aja kaya gitu masa gue bisa percaya sama cowo diluaran sana”
“ya baru reynand doang sih”
ia hanya membalasnya dalam hati.
“jadi lo suka gitu? sama Reynand” ganti Jeje yang bertanya.
“eee, gatau sih kaya nya iyaa” jawab Bianca lalu tersenyum malu malu. Jika urusan percintaan, Bianca tidak menutupi apapun dari teman temannya.
“CIELAHHH, SA AE”
“iya gue juga” perkataan Jeje membuat Rachel dan Bianca menoleh bersamaan kearahnya dan menghentikan aktivitas makan sushinya.
“hah?”
“sama Bintang maksudnya”
“GA HERANNN KALO ITU MAH GUE UDAH TAUUU”