the night

Bianca sudah terlihat sangat cantik dengan black cowl dress yang dipakainya. Rambutnya hanya di cstok bergelombang serta dibiarkan tanpa aksesoris apapun. Make up nya juga natural namun terlihat fresh.

“Bianca, ayo berangkat” panggil Arga dingin. Mendengar itu membuat Bianca berjalan turun kebawah untum menyusul Arga yang sudah keluar dari dalam rumah dan menuju mobil bersama Eva.

Ia duduk di jok belakang sambil bermain hp, daripada harus melihat dua orang di depannya itu yang sedang bermesraan.

“jangan bikin ulah ya kalo nanti udah sampai” ujar Arga. “ya” jawab Bianca pendek. Ia muak dengan kata kata 'jangan bikin ulah' dan 'jangan aneh aneh' yang keluar dari Arga maupun Eva.

Setelah lima belas menit perjalanan, sampailah mereka di gedung pertemuan mewah tersebut. Arga mematikan mesin mobil dan bersiap untuk turun, “inget ya, jangan bikin ulah atau kamu bakal dapet pelajaran nanti”

Beberapa wartawan sadar akan kehadiran Arga. Mereka langsung mengarahkan kamera ke arah Arga, Eva, dan Bianca begitu ketiganya turun dan mobil diambil alih oleh valet parker.

“selamat malam semuanya” Arga menyapa kerumunan wartawan itu denga senyuman lebar dan berwibawa.

“selamat malam Pak Arga, dateng ke sini sama siapa aja ini pak?”

“ini ada calon tunangan saya” Arga merangkul pundak Eva, “sama anak perempuan saya satu satunya” lalu beralih merangkul Bianca. Ia hanya tersenyum tipis kearah kamera karena tidak terlalu nyaman berada di depan banyaknya kamera dan flashnya yang berkedip didepan matanya.

“berarti ini kali pertama ya pak anaknya ditunjukan ke publik?” tanya salah satu reporter di depan Arga yang mengarahkan mic nya, “kenapa kok baru sekarang pak?”

“iya ini kali pertama, saya pikir biar saja Bianca menikmati kehidupan remajanya dulu dan jauh dari pemberitaan media. Tapi sekarang dia sudah tujuh belas tahun jadi saya rasa dia perlu menghadiri acara seperti ini, agar bisa berbaur dan mengetahui lingkungan pekerjaan saya”

“terus kak Evanya gimana pak? udah bisa deket sama Bianca ngga? apa perlu beberapa lama gitu?”

Eva tersenyum lebar dan langsung menggandeng tangan Bianca begitu pertanyaan dilemparkan kepada dirinya, “oh kita udah deket banget sih, ya kan Ca?” Bianca tersenyum yakin dan mengangguk.

“kita ngga ada jaim jaim an gitu, apalagi saya sering main ke rumah” sambung Eva yang sebenarnya membuat Bianca cukup muak dengan semua kebohongannya, namun ia tetap memasang muka senangnya.

“yaudah saya masuk dulu ya, makasih temen temen semua” Arga melangkah masuk dan berpamitan kepada para wartawan.

“makasih juga pak atas waktunya, semoga acaranya lancar”

Di dalam ballroom sudah ada banyak orang. Sebagian besar adalah rekan kerja Arga dan klien klien besar. Mereka semua adalah orang orang yang terkenal dan pastinya berduit. Tidak sedikit juga terlihat artis artis terkenal, mengingat perusahaan milik Arga bergerak di bidang pertelevisian dan Ia sendiri juga presenter. 

Tidak lama, Arga dipanggil oleh EO acara untuk segera menaiki panggung dan memulai pidato sambutannya. Eva dan Bianca kemudian duduk di salah satu meja bundar yang sudah dipersiapkan untuk mereka.


“selain itu saya juga berterimakasih untuk calon istri saya Eva dan anak saya yang hari ini spesial juga hadir, Bianca Wijaya”

Semua perhatian tertuju kepada kedua wanita yang berdiri dengan dress berwarna senada di salah satu meja. Para tamu pun bertepuk tangan meriah setelah Eva dan Bianca menyapa seisi gedung dengan membungkukkan badan.

oh itu anaknya yang waktu itu masih sama istri lama nya ya

iya cantik juga ya

baru tau Arga punya anak cewe, tunggal lagi

cantik ya

Setelah pidato sambutan selesai, Arga kembali ke tempat duduk nya dan menemui beberapa partner. Beberapa diantara mereka memuji Bianca namun dengan pandangan mesum sehingga ia terus menerus membetulkan bagian depan dress nya. Bianca sangat tidak nyaman dengan pakaiannya sekarang.

“selamat atas project besarnya ya Arga”

“iya terimakasih banyak Charles, oh iya ini kenalin anak saya” Arga menunjukkan Bianca kepada temannya yang menghampiri mejanya itu.

“hello, nice to meet you sweetheart” Charles menjabat tangan Bianca dengan hangat.

“malam om, nice to meet you too” Bianca membalas jabatan tangan Charles.

“i didn't know you have a daughter, Ar” Charles beralih mengajal Arga bicara.

“well, i used to think it was not the right time to introduce her to the media, but she's all grown up so i guess tonight is the right time” Arga mengelus pelan kepala Bianca.

“how old are you Bianca?” tanya Charles.

“i'm seventeen years old om”

“wow” Charles kaget mendengar jawaban Bianca, “my son is also seventeen, bentar saya panggilkan” Charles menoleh ke arah meja tempatnya duduk yang tidak jauh dari meja Bianca, namun sepertinya tidak menemukan apa yang Ia cari.

“oh sorry, kaya nya dia lagi di toilet”

“hahaha, nggak papa om”

“tujuh belas tahun berarti tahun depah udah kuliah ya? mau kuliah dimana?”

“belum tau om” jawab Bianca membuat Arga menyahut pertanyaan Charles, “dia udah plan buat study overseas, saya suruh dia ke Stanford”, bahkan Arga tidak pernah membicarakan apapun dengan Bianca tentang kuliah.

“well good then, yaudah enjoy your dinner, nanti biar anak saya kenalan sama kamu ya” Charles mengucapkan selamat tinggal lalu kembali ke mejanya.