Waktu pertandingan sudah habis, diakhiri dengan lay up oleh Reynand. Lelaki berumur 18 tahun itu selalu menonjol di setiap pertandingan. Sorak sorai penonton seketika langsung memenuhi seluruh penjuru lapangan. Bianca yang berada di kursi penonton juga ikut senang dan langsung berpelukan dengan kedua temannya.
“samperin Reynand buruan, minta traktiran!” seru Bintang masih melompat lompat kecil bersama Alex.
“AYO MINTA AYAM GEPREK” mereka lalu menghampiri sahabat karibnya yang baru saja memenangkan pertandingan.
“ANJAY MENANG NIHHH SEKOLAH GUE” Alex berteriak senang sekali lagi.
“oh jelaas, tim gue keren banget kan?” Reynand tersenyum bahagia seraya tos dengan Bintang lalu Alex. Mereka terlihat sangat senang.
Reynand mencari keberadaan Bianca. Ia mengedarkan pandangannya dan mendapati Bianca bersama dengan Jeje dan Rachel. Bianca langsung mengajaknya tos.
“astaga sejak kapan ada tos tos an kek gini?”
“tadi baru aja bikin hehe” Bianca cengengesan.
“ayo foto dulu yok, senior year harus banyak banyak ambil foto” Rachel mengangkat hp nya keatas.
Reynand meraih pergelangan tangan Bianca untuk lebih dekat dengannya, “Chel fotoin gue sama Caca”
“iya ayo siap, satu dua” Rachel menjepret beberapa kali foto Reynand dan Bianca.
“lo buruan pacaran deh anjir”
“gimana Ca? pacaran kuy?” tanya Reynand secara spontan”
Bianca yang sedang melihat lihat hasil foto di hp Rachel langsung bingung, ia tidak memperhatikan pembicaraan Bintang dam Reynand tadi, “hah?”
“nggak nggak, bercanda” Reynand tertawa geli melihat reaksi Bianca yang bingung.
“Reynand!”
“foto yuk?”
“iye bentar” Reynand mengembalika hp milik Rachel setelah melihat beberapa foto, “bentar ya fans fans gue, mau diajak fotbar sama fans satunya”
“brisik, yaudah sih sana” ejek Rachel sinis.
“sayang banget nih Sherra ngga ada, dia kemana sih anying kok gakeliatan” tanya Alex lalu melihat lihat sekitarnya. Btw, keduanya sudah mulai akrab karena Alex sering minjem alat tulisnya Sherra di sekolah.
“repot mulu kalo Sherra tuh, to ta li tas” sahut Jeje, “diliat liat Naya kok sekarang deket lagi sama Rey ya? bukannya sejak kelas sepuluh waktu pindah jurusan mereka jarang ngomong ngomong lagi”,
“iya, makanya itu gue juga heran” jawab Bintang.
“oit Sa!”
“woy Bin, ga keliatan dari tadi” jawab Satria sambil menjabat tangan Bintang dan Alex secara bergantian
“disitu njir, kehalang orang orang aja”
“ohh, yaudah gue balik dulu ya” pamit Satria sambil membenarkan topinya, “yok Chel, Je” ia berpamitan pada Rachel dan Jeje, “balik dulu” dan terakhir Bianca.
“eh iya iya” jawab Bianca awkward karena ia tidak kenal dengan Satria, hanya tau jika ketos sekolah saja.
“ganteng ye Satria” bisik Rachel sambil senyum senyum melihat punggung Satria menjauh.
“heh, ada pacar lo disini” sela Alex pura pura marah.
“ye bacot, lo mah babu gue”
“yuk pulang, Ca” ajak Reynand setelah selesai berfoto dengan Naya dan beberapa orang lainnya. Ia selalu diajak oleh banyak anak anak sekolahnya untuk berfoto, especially kalo lagi ada acara kek gini.
“ohh oke, YAUDAH GUE PULANG DULU YA” pamit Bianca kepada teman temannya. Ia terlihat senang ketika diajak Reynand untuk pulang bareng.
“cuih keliatan banget mereka berdua tuh sama sama suka anjir” bisik Bintang kepada teman temannya.
“gajadi nembak si Reynand?”
“hah emang hari ini mau nembak?”
“iya njir, lo kok gatau sih Je”
“makanya, kita semua udah tau padahal”
“lo udah gue kasih tau sih Je tapi lo lemot aja” ujar Bintang, “untung sayang”
“dih anjir”
“capek ya Rey?” Bianca menoleh ke arah Reynand yang sedang menyetir di sebelahnya begitu melihat Reynand menekuk nekuk telapak tangannya.
“hah? enggak, emang kenapa?”
“gapapa sih, cuma nanya hehe”
“capeknya udah ilang, ada lo soalnya” Reynand tersenyum malu, meskipun dia sendiri yang ngegombalin Bianca. Sepertinya udah mulai kena virusnya Bintang, salting salting sendiri.
“astaga lo beneran buaya deh Rey kek nya, sana balik ke rawa rawa” Bianca ikutan salting.
“tapi ganteng kan?” Reynand menaikkan salah satu alisnya. KELIATAN KEK FAKBOY BANGET SERIUSAN!
Bianca memalingkan wajahnya ke arah jendela, menatap jalanan. Kalo sudah begini, ia tidak bisa menahannya.
“cielaahhh, salting”
“brisiiiiik”
Mobil Reynand berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah Bianca. Ia mengganti posisi persneling lalu mobil benar benar berhenti.
“besok lo ngga tanding kan?” tanya Bianca sambil melepaskan seatbelt.
“enggak, besoknya lagi iya tapi”
“alright, yaudah lo buruan balik deh” Bianca tersenyum tipis.
“iya, lo juga buruan masuk sana”
“jangan lupa mandi dulu terus tidur”
“eh enggak, makan dulu deh”
“iya, Cacaa”
“yaudah gue turun ya” Bianca membuka pintu mobil. “can u text me when you are home?”
“of course, tanpa lo minta”
“byeee Caa”
“drive safe Reynandd”